2.
Hari ini bulan april 2018, waktu riweh riweh nya buat ngurus
pajak badan. Iya, aku seorang akuntan di perusahaan swasta. Secara struktural
namanya head akuntan, cuman gegara emang gak ada akuntan lain ya kepala, badan,
kaki, tangan, semuanya aku haahahha. Ah apa apa an ini, malah curhat soal
kerjaan. Di tengah ke pusingan ku ini, nyari sana sini landasan buat ngambil
keputusan terkait ada nya selisih pencatatan, aku malah terfikir buat
ngelanjutin cerita kemarin yang baru aku tulis satu bab saja, aaah aku emang
orang nya gitu, suka gagal fokus hahaha apalagi lihat mas mas ganteng uuppss.
Kita lanjut ke cerita kemarin saja ya
***
Ini pertemuan kali kedua ku dengan nya, pertemuan dengan
intensitas percakapan lebih lama karna memang kami terlibat dalam satu kegiatan
penelusuran gua yang sering kami sebut caving.
Kira kira waktu itu bulan November 2014, awal bulan kalo gak
salah, aku lupa tanggal pastinya. Hari itu dari semarang aku sendirian naik bis
ke Jogja, bukan naik dari Semarang langsung turun jogja, melainkan naik dari
Semarang ke arah Solo turun di Kartosuro baru oper bus ke arah Jogja.
Turun di Janti aku di jemput seorang teman dari jaman SMA
namanya Huda, sempet mampir di kos nya
bentar sembari ngaso karna perjalanan Semarang Jogja dengan Rute tadi emang
lebih lama, kira kira 4 jam bisa lebih. Baru sorenya ketika badan udah
mendingan aku sama Huda pergi ke basecamp MAHAMERU ( nama organisasi penggiat
alam di Jogja ), yang juga merupakan organisasi yang dia ikuti.
Ritual chek perlengkapan, peralatan dan personil pun kami
jalan kan. Kami mulai menyiapakan perlengkapan yang kami butuhkan,
mengelompokannya sesui kebutuhan dan menggulung beberapa peralatan agar mudah
di gunakan saat kegiatan. Hampir sore semua kegiatan persiapan sudah selesai,
sebenarnya belum sepenuh nya si, karna kami masih harus menunggu peralatan yang
di bawah oleh satu orang yang kemudian ku temui kali kedua ini, iya itu dia.
Menunggu nya tak kunjung datang, mas Untung yang kalo aku
boleh sedikit ge er naksir aku mengajak makan sembari bertemu seorang teman
nya. Katanya si mau bayar hutang makan karna pernah punya janji mau traktir dia
tapi belum kesampaian, kalo aku boleh Ge er si ini cuman alibi buat ngajak aku
makan hahahha.
Oh ya sebenarnya kegiatan caving ini di adakan karna aku
ngajakin mas Untung buat masuk ke goa ini, mumpung mas Untung lagi libur dan ke
Jogja. Goa ini merupakan sebuah goa yang terletak di bawah tebing laut Bekah,
dan tidak semua orang bisa masuk karna memang akses buat memasuki gua ini masih
sedikit orang yang tau, salah satu nya yang tau dan pernah masuk ke sini adalam
mas Untung. Buat masuk ke gua ini harus melintasi jalur horisontal nempel di
tebing sekitar 15 meter, kemudian turun kebawah masih di tebing gua sekitar 7
meter, dan jalur tambahan vertikal lagi langsung turun di bibir gua sedalam 50
meter kira kira gambaran nya seperti itu, kita menempel di tebing laut dan
berusaha menuruni dasar tebingnya, karena posisi gua ada di dasarna, semacam
gua walet gitu.
Selesai makan kami balik lagi ke basecamp, tapi itu anak
belum juga datang. Sore berganti malam, itu anak juga belum kunjung datang,
sampe mobil pinjaman datang belom juga nongol itu anak.
“ ah nungguin siapa si ini, kok spesial banget nungu nya dari
siang sampe malam gini “ gerutu ku dalam hati karna nunggu sesuatu yang ku
anggap gak jelas itu.
Sekitar jam 10 malam dia datang di antar oleh kawannya, yang
kemudian karenanya berperan dalam kisah percintaan ku ini hehehe namanya Inas,
rasanya perlu ku kenalkan sedari awal.
Dia datang entah dengan rasa bersalah karena terlambat atau
tidak, tapi wajah nya datar masi sedatar ingatan ku kali pertama bertemu dengan
nya di Jogja 4 bulan sebelumnya.
“asslamaulaikum “ sapa nya sembari melepas sepatu dan
mengeluarkan beberapa peralatan yang dia bawa, berisi carabiner, wabing dan
peralatan standar pribadi.
“walaikumsalam “ jawab ku bebarengan dengan kawan kawan yang
lain nya, tapi dalam hati ngedumel, cuman salam gak minta maaf atau ngasi
penjelasan gitu.
“ maaf tadi habis tutup toko dulu” katanya seolah menjawab
pertanyaan dalam hati ku.
Memang benar kalo perjalanan ini hanya nunggu dia seorang,
sesampainya dia di basecamp kita langsung memasukkan semua peralatan
kedalam mobil dan berangkat menuju goa bekah, aku sebenernya lupa itu goa letak
nya di Jogja bagian mana hehehe ingatan ku kelewat payah kalo mengingat nama
daerah. Makanya waktu SMA aku masuk IPA.
Aaaaah karna dalam ekspedisi ini (aku sebut ekspedisi karna
ini cukup ekstrim buat ku dan ini merupakan kali pertama ku dan ini merupakan
goa impian kuuu ). Aku satu satu nya cewek dalam ekspedisi ini, mas Untung
berbaik hati menyuruh ku duduk di depan. Sebenernya aku gak masalah si kalo
musti duduk di belakang dan memangku beberapa peralatan yang emang buanyak itu,
toh aku gak hafal jalan, duduk di depan kan gak enak kalo mau tidur hahaah.
Kasian yang nyetir, kan dia bukan sopir, eh maksud ku kan dia juga rekan
seperjalanan bukan sopir nya kita, gitu.
Kita sampe di TKP sudah cukup malam, dan musti langsung tidur
karna esok nya harus bangun pagi untuk memulai membuat jalur menelusuri goa.
Malam itu kami tidur di gubuk kecil yang biasa orang gunakan utuk memancing
dari atas tebing laut Bekah.
***
Esok hari kami semua sudah dalam posisi siap melakukan
kegiatan, tepat nya kami ber 8 hari itu, mas Untung, mas Melky, mas Pahay, Mas
Sutri, Riyan, Landak, Noval dan Aku . Sembari Landak nya lagi ngereging (membuat lintasan ) aku nya
sante sante di atas hahaha, tiduran, neduh, mainan ujung daun yang saling di
ikat kan satu sama lain buat ngelihat ujung daun mana yang lebih kuat, mainan
kartu sama mas Untung mas Sutri mas Melky dan Riyan . Sedangkan Landak di
temani mas Pahay dan Noval bikin jalur.
Aaaaah aku mulai di landa kebosanan dan kegabutan bingung mau
ngapain lagi, walhasil aku ngajak Riyan utuk melihat proses pembuatan jalur
nya.
“yan, kejalur yuk, aku mulai bosan ini” kata ku sambil
membenahi peralatan yang menempel di
badan ku.
“ ayok lah” katanya kemudian melakukan hal yang sama.
“ yan aku di depan ya”
“ ya”
Kami berjalan, eh sebut saja berjalan karna kalo bahas
istilah dalam caving ribet. Agak serem juga jalur nya karna kanan udah
tebing dengan bebatuan cadas di bawah nya. Suara ombaknya selain bikin sahdu
juga bikin merinding. Aku sampai di titik dimana Noval berada di depan ku, dan
Ryan sudah tidak bisa lebih dekat lagi dengan ku, mas Pahay di depan Noval dan
Landak sedang membuat jalur vertikal pertama untuk sampai ke teras di bagian
lebih bawah lagi.
“ ini anak siapa si ?, udah jarang ngomong, kayae masi muda
juga, gak perkenalan atau apa gitu, kan dia yang orang Joga wong aku yang tamu
dari semarang “ gumam ku dalam hati sambil memperhatikan Noval lebih dekat,
karna memang posisi kita berdekatan waktu itu.
“ yan, ini dia namanya siapa to ?” tanya ku ke Ryan yang
berada di belakang dan agak tinggian posisinya, jadi nanyanya sambil ngelihat
ke atas.
“ oh, kenalan sendiri to “ jawab nya sambil cengar cengir.
“ Novel kan ya namanya “ kata ku lagi ke Riyan karna memang
se ingat ku waktu itu namanya buku bacaan hahaha, oh ya aku juga susah menghafal
nama harap maklum.
“ hahahha bukan, Noval. Val kenalan dulu “ kata riyan
kepadaku kemudian ke Noval.
“oh, Balsem“ kataku sambil mengulurkan tangan untuk dijabat.
“Noval “ katanya sambil ngebalas jabat tangan ku.
“ Yan, dia se angkatan kita atau lebih muda si, aku biar bisa
nentuin mau manggil apa, mas atau nama aja “ tanaya ku lagi ke Riyan.
Kalo di pikir pikir kenapa aku gak nanya ke dia langsung ya
hahaha, jadi buat gambaran aja kalau Noval ini orang nya cool minta ampun,
pendiam, aku kan jadi bingung mau ngajakin ngomong ntar dikira sok kenal sok
dekat, yasudah aku nanya nya ke Riyan aja deh yang memang udah kenal duluan sama
dia aku nya.
“ dia di bawah kita jauh, masih kecil dia mah “ jawab Riyan.
“ yan iki sopo to sak jane ?” ( yan ini siapa to sebenernya ?
) tanya Noval ke Riyan.
“ wong sangar iki, soko Semarang “ ( orang hebat dia, dari
semarang ) jawab Riyan ke Noval.
“ kok iso tekan kene e ?” (kok bisa samapai di sini ?)
“ iya tak jaki i dek e “ ( iya, aku ajak dia )
Percakapan ku dengan Noval kali itu terjembatani oleh Ryan,
heran juga kenapa kita gak saling bicara langsung hahah malahan mirip kaya
orang yang lagi berantem.
Ternyata karna satu dan lain hal Landak yang tadinya membuat
jalur tidak bisa melanjutkan jalur yang di buat nya, dia berhasil membuat jalur
sampai teras, masih ada satu jalur vertikal lagi dari teras ke bibir gua. Karna
mas Untung ketua dalam ekspedisi ini, di putuskan nya kalau Landak tidak dapat
melanjutkan kegiatan karna dehidrasi akut dan penglihatan yang mulai blur.
Kami semua yang di jalur tadi masi menempel disana, berkurang
landak saja yang kembali ke bascamp induk tempat mas Untung dan yang lain
menunggu kita. Beberapa menit kemudian mas Untung datang menghampiri kami
dengan peralatan yang sudah lengkap di badannya.
“ Val, kamu lanjutin landak buat bikin jalur “ kata mas Untung ke Noval
“ disana nanti ada satu lubang yang biasa kamu gunakan untuk
membuat tambatan baru utnuk pangkal jalur ke bawah “ tambah mas Untung.
Sebenarnya istilah yang di gunakan lebih ilmiah lagi, istilah
ini saya gunakan dan sederhanakan agar lebih mudah di pahami oleh pembaca.
“ weeh sepertinya kemampuan caving nya boleh juga ni, kalo
sampai mas Untung memintanya untuk melanjutkan tugas Landak membuat jalur “
gumam ku dalam hati sambil manggut.
“ ya mas, oke “ jawab Noval sambil turun dan membawa beberapa
peralatan yang di butuhkan.
Sedikit cerita tambahan ketika Noval sedang membuat jalur
Vertikal, mas Untung sempat menemani nya di teras sebelum kemudian naik lagi ke
atas mendekati tempat ku menunggu. Aah kurasa dia sedang menggodaku hahaha, dia
sempat mencubit hidung ku yang emang kurang mancung ini dan sudah berwarna
merah karna terbakar terik matahari sedari tadi nempel di dinding tebing
laut seperti ini.
Padahal aku termasuk salah satu cewek yang anti ge er karna
takut kalo ke ge er an dan salah asumsi soal perasaan orang ke aku bakalan
bikin malu diri sendiri. Dan oleh karena itu selagi orang tidak menyampaikan
nya langsung kalau suka sama aku melainkan menggunakan sandi sandi yang sangat
sulit di urai, aku gak akan yakin kalau orang itu suka beneran sama aku.
Terlebih saat itu kira kira ada sekitar 4 orang lain yang berusaha melakukan
pedekate kepada ku. Aku berusaha biasa saja dan sebisa mungkin tidak menjauhi
salah satu dari mereka, karna mereka semua merupakan teman teman mapala dari
daerah lain. Gak enak juga kalo karna rasa yang belum pasti lantas hubungan
pertemanan antar mapala terusik.
Betewe gak lama kemudia Noval selesai membuat jalur dan
menambatkan ujung tali ke sebuah batu karang di bawah sana, tujuan nya agar
tali tidak berlari kearah lautan ketika terkena angin. Lewat HT dia memberi
kabar kami yang ada di tebing, melihat jam yang udah terlewat dari duhur, mas Untung menyuruh kami untuk naik lagi sekitar jam 4 sore, karna berpacu sama
debit air laut yang akan semakin pasang ketika menjelang petang.
Aku orang kedua yang turun setelah Noval, dan berikut nya
Riyan. Hanya kami bertiga yang kemudian turun sampai di dalam gua Bekah itu.
“ sepertinya kita mulai jalan “ kata noval ketika Riyan sudah
sampai di bawah
“ oke “ jwab ku
Kami bertiga mulai mengeksplor kedalam gua, mula mula
merangkak sedikit kemudian kami temui ruangan luas di dalam nya. Gau ini unik
karna pasir pantai ada di dalam nya, gimana enggak orang letak nya di pinggir
bibir laut hahahaa.
Di situ lah kali pertama aku berada di posisi benar benar
dekat dengan Noval, kami berjalan mengambang berpegangan pada seutas tali
ketika menyusuri air yang dasar nya tidak bisa di sentuh kaki. Berjalan
bermeter meter dengan formasi Noval di depan, aku di tengah dan Riyan di
belakang. Kami sesekali bercanda di tengah ke horor an dan ke takjupan
mengambang di dalam kolam air tawar yang berada di dalam gua yang letaknya di
bibir laut. Disana aku merasakan ada kehangatan di dalam diri Noval.
“ ah tidak sedingin yang aku pikirkan “ gumam ku dalam hati.
Justru di dalam kegelapan abadi itu, seolah aku dapat merasai
ke hangatan dari nya yang sebenarnya, dapat kurasai pula setiap senyumnya dan
tawanya, bisa kurasai juga kalau dia tak seperti bongkahan balok es yang aku
bayangkan. Entah lah seperti perasaan nyaman yang sulit di gambar kan.
Kami menghabiskan waktu di dalam gua untuk mengabadikan
beberapa gambar, bukan hal yang gampang memang, oleh karenanya memang untuk
mendapat satu foto bagus aja perlu waktu lama dan uji coba semua teori yang
kami dapatkan.
Batas waktu yang kami
sepakati sudah menipis, kami kemudian kembali memanjat tali untuk kembali ke
atas goa. perlajanan memanjat nya di butuhkan sedikit tenaga ekstra karena
setiap hentakan tali yang kami daki
membuat seolah kami tak naik barang setengah meter pun. Noval sudah sampai di
atas, kemudia aku susul di belakang nya dan Riyan bertugas sebagai orang yang
membersihkan jalur, jadi dia wajib naik paling belakang dan membersihkan peralatan
yang menempel di sepanjang jalur.
Hari itu adalah haru yang sangat luar biasa buat aku, hari
dimana salah satu impian ku dapat terwujud, kepada mas Untung dan rekan rekan
yang lain nya aku sampaikan terimakasih.
Dan hari itu, aku kembali kejogja dengan pakaian kuyup karna
memang tidak ada tempat untuk berganti pakaian, sedangkan kawan kawan yang
lain karena memang mereka laki laki, mudah aja buat mereka berganti pakaian di
tempat umum, dan Noval dia bahkan sudah memakai parfum, ah busyeeeet hanya aku
yang terlihat compang camping dan masih bebau keringat.
Hari itu, si dingin mulai mencari dan terasa hangat.
Komentar
Posting Komentar