Ayah Rasa ingin ku keruk kembali timbunan itu. Lalu menarik kembali nissan nama setiap lukaku. Biarlah nafasku menggenggam tanganmu. Syair-syair buram menimangku. . Sajak berlinang merangkulku. Lalu melabuhkan tiap duka disekitar gelap. Seolah kau utus orkestra alam tuk memejamkan lelahku. symfony tentang kerinduan, Kau titipkan restumu pada dingin malam menyeruak. . Kalimat-kalimat penghapus lembab ratapnya. Tiap dendang lagu macapat mengiring pilu. Lalu nyanyian hati yang sampai padaku. Bahkan petikan gitar berbeda di anganku. . Aku tahu meski, Deras darah memeras daya. Keras tak salah, memeras segala upaya. Denyut menghanyut kelaraan. Sakit merakit kebenaran, Kau tetap kan berdiri demi kami. . Tak mampu ku perlambat laju sang waktu. Gema takbir malam ini tepat kau berusia 55. Tidak berupa mobil atau rumah mewah bak di negeri dongeng. Tidak pula sebuah puisi yang ditulis dengan pena penuh rasa dan haru. . Disetiap sepertiga malamku aku berdoa agar tuhan mengirimkan malaikatnya
blog ini mulai tumbuh, dari blog pribadi milik lili jadi blog yang akan menuliskan cerita cerita dalam kelurga apak antroso dan amak lili