Langsung ke konten utama

Curhatan Anak Rantau Tentang “Sekolah” Yang Sebenarnya (2)

Minggu training yang tersasa begitu panjang. Dalam satu minggu pertama kami bekerja agendanya adalah pelahitan langsung dari dealer development Jakarta. Seorang juru IT dan seorang lagi Akuntan di datangkan untuk membekali kami konsep pekerjaan yang pada ahirnya akan kami kerjakan dalam hari hari berikutnya. Training ini lebih di tujukan untuk kami bertiga, saya selaku head akuntan, seorang karyawan lain sebagai seorang sales counter dan satu lagi sebagai seorang kepala gudang.

Semua pekerjaan yang akan kami lakukan dalam hari hari maupun bulan bulan berikut nya di paksakan selesai diajarkan dalam satu minggu. Terlebih saya sebagai head akuntan di tutut memahami pekerjaan dari sales counter dan kepala gudang juga. Kepala saya rasanya mau pecah, saya harus mencatat semua yang harus saya lakukan. Mencatat memperhatikan sekaligus memahami, seperti otak tangan mata dan telingan bekerja dalam satu waktu. Melihat setelah kepulangan mereka berarti saya harus melakukan semuanya seorang diri tanpa ada karyawan senior yang bisa ditanya tentang pekerjaan yang akan saya lakukan. Hal itu membuat saya merasa wajib paham dan bisa, tak ada alasan apapun kali ini paham hukumnya harus.

Setiap malam sehabis pulang kerja saya selalu menangis, tidak seperti merantau ke semarang untuk menuntut ilmu, perantauan untuk perkara kerja ini lebih pelik. Ketika menyadari saya sekarang hidup sendiri, mau pulang malu sama orang tua, mau curhat sama orang tua takut menambah beban pikiran, lingkungan dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, makanan yang semua rasanya aneh di lidah, suhu udara yang jauh lebih panas dari semarang apalagi boyolali. Semuanya membuat saya seperti hidup baru. Saya selalu bicara sendiri, bertanya pada Tuhan “ ya Allah kenapa Engkau letakkan saya di sini ?, apa yang ingin engkau sampaikan terhadap ku ?” tak ada malam yang tidak saya habis kan untuk menangis dalam minggu pertama ini.

Dan ketika pagi kembali datang, saya kuatkan diri ini untuk menjalani konsekuensi atas keputusan yang saya mabil, terlebih mengingat ibu saya membuat saya kembali berjalan ketika mulai lelah dan keghilangan semangat hidup. Saya jalani hari hari training ini dengan semangat tipis. Kepala dealer development itu membuat saya  hampir putus asa, semua materi di jejalkan dalam otak, tidak ada waktu untuk mencerna, semua harus masuk terlebih dahulu. Laporan Keuangan, Laporan gaji karyawan, Penentuan aktiva, Laporan pajak, semua di jelaskan dengan selalu di ahiri pertanyaan wajib “ ada pertanyaan soal apa yang saya terangkan tadi ?“

Kemudian saya bertanya tentang apa yang akan terjadi terkait apa yang di terangkan tadi, hal ini membuat saya dimarahi, katanya “ kamu jangan Tanya apa yang belum kejadian, pahami dulu apa yang harus kamu lakukan, tanyakan apa yang harus kamu lakukan !

Di terangkan lah beberapa bab bab berikut nya, bergantian antara IT terkait system, dan Akuntan terkait laporan Keuangan. Tetap sama selalu di ahiri dengan pertanyaan, “ adakah pertanyaan ? “

Dan saya bertanya kembali, karena saya sedikit kebingungan. Dan kembali katanya “ kamu jangan tanya apa yang belum terjadi, kamu itu tipikal seperti itu ya, suka berpikir jauh, pahami dulu ini yang saya terangkan, jangan tanya hal lain”

Dalam hati saya bicara, mau tanya apa kalau saya sendiri belum melakukan apa apa. Dalam satu minggu saya selalu memperhatikan dan mencatat, seperti ember kosong yang di isi teori dan teori, begitu terus dari jam 8 pagi sampai 8 malam.

Setiap malam saya selalu bicara sengan diri sendiri,
tidak ada jalan lain selain tetap melangkah kedepan, menjalani setiap yang akan terjadi di depan. Katanya mau belajar tidak boleh menangis harus kuat ! berhenti sekarang berarti kamu lari dari masalah Li ! sedangkan dimanapun kamu bekerja pasti akan mengalami hal yang sama. Kenapa menangis doa mu sudah terkabul. Bekerja, bukankah katanya kau inginkan sebuah pekerjaan. Merantau, bukankan kau inginkan belajar hidup mandiri selagi belum bersuami dan ini lah awal kehidupan mandiri yang kau sebut dalam doa. Surabaya, kenapa dengan Surabaya, bukankah ini lebih menantang dengan latar belakang kebudayaan yang lebih luas dan baru. Kenapa perusahaan baru, mungkin ini juga akan lebih menantang karena perusahaan besar sudah terlalu biasa dan membuat mu manja, akan membuat mu mengetahui bagaimana sebuah perusahaan berdiri, mengetahui prosedur perijinan dan perpajakan yang harus di jalankan. Tidakkan itu menantang dan lebih seru dari mendaki sebuah gunung Li, gunung mu kali ini berhutan beton dan lebih terjal, kamu harus tetap mendaki setapak dan setapak. “



Bersambung ke episode selanjutnya….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang sebuah Nama Rimba

Nama rimba adalah sebuah nama yang dimiliki hampir semua anak pecinta alam. Yang jelas gak ada nama yang bagus dikamus besar nama rimba, kalo gak aneh ya bukan nama rimba namanya. Gak segampang membalikkan tangan untuk mendapatkan nama rimba, ibarat seorang anak yang lahir kedunia yang harus ngejongkrok 9 bulan 10 hari dulu di dalam perut ibu dan ahirnya lahir kedunia dan di anugrai nama oleh kedua orang tua. Nama rimba pun kayak gitu, kita musti ikuan pendidikan dasar pecinta alam yang waktunya udah di tentuin sama panitia baru ketika kita di anggap layak untuk mendapat sebuah nama mereka akan memberikannya kepada kita, dan itu juga menjadikan arti bahwa kita telah menjadi sebuah bagian di antara mereka.

Wapalhi Prusic Competition

Wapalhi Prusic Competition merupakan Program kerja WAPALHI periode 2012-2013. Surat Tugas dari Kepala Suku WAPALHI Andi Purwanto W.10.586.NJ jatuh pada Aditya Bayu W.11.499.WA yang di percaya menjadi Ketua Pelaksana dalam program kerja ini.                          WPC yang kami adakan merupakan sebuah kompetisi yang menitik beratkan pada kemampuan metode penelusuran gua. Jauh sebelum di kenalnya metode SRT (Singgel  Rop Teknis) penelusuran gua masih menggunakan metode prusik. Dari sini kami menggangkat ini untuk di jadikan sebuah ajang kompetisi.  Lomba ini sendiri kami adakan di Wall Climbing POLINES pada tanggal 30-31 Maret 2013. Dengan cakupan peserta pelajar, mahasiswa dan masyarakat  se Jateng DIY.

Buah Cinta Anak Mapala

                                           Pacaran sesama anak mapala itu udah banyak, yang sampai nikah juga udah banyak. Nah loh yang namanya mapala paling terkenal konyol dan seenakke sendiri dan yang bakalan kena getahnya anak anaknya hehe. Salah satu yang pasti bakalan ngefek itu di nama mereka, kayak Eidelwis pasti itu bapak ibuknya mapala. Mahameru, ini pasti orang tuanya suka sama gunung mahameru. Ada juga waktu temenku naek merbabu dia ngeliat anak kecil usia 5th ikutan naik merbabu, gila tu anak pasti bapak ibuknya mapala kalo enggak gak bakalan tu di ijinin anak seusia itu naek gunung. Cerita punya cerita tu anak ngiri sama adiknya yang baru satu tahun udah naik merapi, karena ngeliat adiknya foto di puncak merapi si embak ngerengek minta di ajak naik gunung. Paraaah anak 1th dah diajakin naik gunug,wooy aku seusia itu masih belajar lari, ni anak udah sampai puncak merapi hebat hebat. Beneran ini efek dari bapak ibuknya yang mapala. Coba bapak ibuknya dokter keci