Saya percaya
bahwa tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini, termasuk dimana saya sekarang
bekerja. Surabaya, ya Sekarang saya bekerja di Surabaya nunut menjadi
masyarakat nya Bu Risma karena kebetulan beliau yang sekarang sedang menjadi
walikota.
Lulus
tepat 3 tahun dari POLINES tidak lantas membuat saya mendapatkan pekerjaan cepat.
8 bulan saya menganggur mencari pekerjaan ke sana kemari, sampai di bulan Mei
2015 keputusan saya di hari itu mempengaruhi dimana saya di hari ini.
Masih
menjalani tahapan seleksi di sebuah BUMN besar, membuat saya agak ragu untuk
memasukkan lamaran di sebuah perusahan swasta ( Bagaimana cerita dan keinginan
saya yang kuat akan masuk nya ke BUMN ini akan saya bahas di tulisan yang lain
nanti ). Awalnya sempat ragu untuk mendatangi tes di perusahaan yang namanya
saja belum pernah dengar, sampai pada suatu malam saya berpikir kok sombong ya
kalo kesempatan yang sudah di sediakan oleh Allah kemudian saya sia siakan.
Belum tentu keterima juga, kok udah kepedean mau nolak pekerjaan, itung itung
nambah jam terbang saya sebagai job seeker.
Sampai
ahirnya saya menjalani tesnya, tertulis maupun wawancara dan sampailah di
wawancara kedua dimana saya di haruskan saat itu juga menjawab mau menerima
pekerjaan ini atau tidak. Dan well itu berarti saya di terima di perusahaan
ini. Sebuah perasaan yang campur aduk, antara senang ahirnya mendapatkan
pekerjaan dan juga bingung berarti saya harus siap merantau lagi jauh dari
rumah dan orang orang tercinta.
Dan
sekarang saya di sini, di Surabaya kota orang seorang diri. Sejak awal
berpamitan dengan orang tua, saya sampaikan bahwa alasan saya kemudian
mengambil pekerjaan ini adalah untuk mempraktikkan disiplin ilmu yang saya
ambil di bangku perkuliahan. Saya sampaikan juga bahwa gaji bukan prioritas
utama saya, bahwa konsep saya adalah praktik lapangan sekaligus menerima uang
saku. Terlepas orang lain berpikir saya gila atau apa itu bukan kepentingan
saya.
Awal kaki
menginjak perusahan, betapa kaget saya karena memang perusahaan ini benar benar
sedang berdiri kalau kata orang jawa saya termasuk tim perintis atau babad
alas. Betapa sedih marah sekaligus, sempat mengumpat dalam hati dan menyesali
keputusan saya untuk mengambil pekerjaan ini. Jauh dari harapan awal seorang
fresh graduate untuk bekerja di perusahaan besar dengan system yang sudah
tertata karena di makan pengalaman usia.
Ini adalah
awal dari perjalanan saya, awal dari proses pembelajaran saya akan aplikasi
disiplin ilmu akuntansi dalam sebuah perusahaan dagang, awal pembelajaran saya
untuk hidup seorang diri tanpa orang yang saya kenali di lingkingan baru dengan
latar kebudayaan yang berbeda. Awal saya mengenal diri sendiri, menempa diri
sendiri dan mencoba lebih peka terhadap bahasa Tuhan.
Kenapa
perusahaan ini ? kenapa Surabaya ? kenapa kos kosan wonorejo ? Kenapa tidak ada
yang saya kenal ? kenapa saya seorang diri. Saya harus menemukan semua jawaban
itu selama perjalanan ini, karena Tuhan punya rencana hebat untuk hambanya yang
masih bandel ini.
Bersambung.....
Bersambung.....
Komentar
Posting Komentar