Langsung ke konten utama

Adaptasi Lidah

adaptasi lidah ??
adaptasi lidah adalah sebuah kondisi dimana lidah harus menyesuaikan dengan cita rasa daerah setempat (menurut saya).
jika mengunjungi sebuah kota, selain tempat wisata menu kuliner salah satu yang menjadi pilihan saya. berburu kuliner di kota orang menjadi menarik karena kita akan mencari dan berburu makanan makanan yang menjadi ciri khas daerah tersebut.

nah loh kalo ini bukan berburu kuliner, namun lebih pada lidah harus menyesuaikan dengan iklim makanan setempat.
karena tinggal di kota baru, mau tidak mau saya juga menyesuaikan dengan makanan setempat. Di surabaya tepatnya tandes, saya masih kesusahan menemukan makanan yang sesuai dengan lidah saya. Terbiasa dengan berbagai makanan yang memiliki citarasa pedas, lah kok neg kene sitik (lah kok di sini sedikit).


saya masih mencoba coba setiap menu makanan yang berada di dekat kos saya daerah Wonorejo. mau tidak mau, menu menu makanan itulah yang akan mengganjal perut saya selama saya di sini. makanan yang sering di jumpai di setiap daerah adalah nasi goreng, hampir semua kota memiliki sajian menu masakan nasi goreng. Begitupun di sini, yang membedakan kalo di sini nasi goreng tak memakai cabai, cabai terpisah dengan bumbu yang di masak, cabai di sajikan dengan terpisah seperti makan gorengan. lak yo sepo to (kan tidak berasa), dengan rasa tak pedas sama sekali dengan porsi super jumbo membuat saya harus berjuang untuk menghabiskannya, sering juga saya gagal dalam misi ini hehhee.

itu baru nasi goreng, masih ada soto yang di sajikan tanpa apa apa. soto hanya di sajikan dengan daging jeroan saja, lebih mirip sop bahkan tidak ada sayur atau mie yang menjading toping sebagian besar jenis soto di indonesia.

adalagi penyet, atau lebit tepatnya goreng karna saya tidak melihat proses peng penyetan heheh. contohnya telur penyet = telur goreng, ayam penyet = ayam goreng, ya seperti itu lah, lagi lagi persoalan sambal, karena di sajikan dengan sambal yang hampir bisa di bilang manis membuat saya selalu berjuang meng habiskan makanan yang terlanjur saya beli ini. 

saya masih harus berjuang dengan segala jenis makanan di sini yang di sajikan dalam porsi jumbo. adaptasi lidah, ya lidah saya sedang beradaptasi dengan iklim makanan di sini. fighting Lili hehehhehehe.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang sebuah Nama Rimba

Nama rimba adalah sebuah nama yang dimiliki hampir semua anak pecinta alam. Yang jelas gak ada nama yang bagus dikamus besar nama rimba, kalo gak aneh ya bukan nama rimba namanya. Gak segampang membalikkan tangan untuk mendapatkan nama rimba, ibarat seorang anak yang lahir kedunia yang harus ngejongkrok 9 bulan 10 hari dulu di dalam perut ibu dan ahirnya lahir kedunia dan di anugrai nama oleh kedua orang tua. Nama rimba pun kayak gitu, kita musti ikuan pendidikan dasar pecinta alam yang waktunya udah di tentuin sama panitia baru ketika kita di anggap layak untuk mendapat sebuah nama mereka akan memberikannya kepada kita, dan itu juga menjadikan arti bahwa kita telah menjadi sebuah bagian di antara mereka.

Wapalhi Prusic Competition

Wapalhi Prusic Competition merupakan Program kerja WAPALHI periode 2012-2013. Surat Tugas dari Kepala Suku WAPALHI Andi Purwanto W.10.586.NJ jatuh pada Aditya Bayu W.11.499.WA yang di percaya menjadi Ketua Pelaksana dalam program kerja ini.                          WPC yang kami adakan merupakan sebuah kompetisi yang menitik beratkan pada kemampuan metode penelusuran gua. Jauh sebelum di kenalnya metode SRT (Singgel  Rop Teknis) penelusuran gua masih menggunakan metode prusik. Dari sini kami menggangkat ini untuk di jadikan sebuah ajang kompetisi.  Lomba ini sendiri kami adakan di Wall Climbing POLINES pada tanggal 30-31 Maret 2013. Dengan cakupan peserta pelajar, mahasiswa dan masyarakat  se Jateng DIY.

Buah Cinta Anak Mapala

                                           Pacaran sesama anak mapala itu udah banyak, yang sampai nikah juga udah banyak. Nah loh yang namanya mapala paling terkenal konyol dan seenakke sendiri dan yang bakalan kena getahnya anak anaknya hehe. Salah satu yang pasti bakalan ngefek itu di nama mereka, kayak Eidelwis pasti itu bapak ibuknya mapala. Mahameru, ini pasti orang tuanya suka sama gunung mahameru. Ada juga waktu temenku naek merbabu dia ngeliat anak kecil usia 5th ikutan naik merbabu, gila tu anak pasti bapak ibuknya mapala kalo enggak gak bakalan tu di ijinin anak seusia itu naek gunung. Cerita punya cerita tu anak ngiri sama adiknya yang baru satu tahun udah naik merapi, karena ngeliat adiknya foto di puncak merapi si embak ngerengek minta di ajak naik gunung. Paraaah anak 1th dah diajakin naik gunug,wooy aku seusia itu masih belajar lari, ni anak udah sampai puncak merapi hebat hebat. Beneran ini efek dari bapak ibuknya yang mapala. Coba bapak ibuknya dokter keci