1. Fleksibilitas dan mampu menempatkan diri
alias supel.
Sering menggunakan
bermacam macam simpul denggan berbagai keperluan berbeda mengajarkan kami akan
sikap fleksibel dan mampu menempatkan diri di berbagai kondisi yang berbeda. Ada
masa dimana kami di tuntut untuk serius dan dimana kami bisa bercanda hehheee.
kami punya independensi namun kami tidak saklek (kolot).
2. Punya
jiwa Team Work.
Dalam sebuah
perjalanan atau ekspedisi kami harus berjalan dalam barisan, ada seorang
regingman, asisten reging, pointer, shooter, deskripsion, sweper, dll, kami terbiasa berbagi pekerjaan dan
berusaha menjalankan tugas yang diemban dengan baik agar kami dapat
memaksimalkan ekspedisi kami. Hal ini membuat kami terbiasa berkerja dalam kelompok.
3. Mandiri
dan tidak mengandalkan orang lain.
Berada ditengah
tali yang menjuntai kebawah tanpa dasar, menuntut kami harus menguasai emosi
dan teori. Ini membuat kami menjadi orang yang mandiri. Seorang caver tidak
bisa mengandalkan orang lain ketika sudah didalam gua, dia harus membekali diri
dengan latihan yang maksimal ketika akan melakukan sebuah ekspedisi. Hal ini
memupuk seorang caver untuk menjadi pribadi yang mandiri dan tidak tergantung
kepada orang lain.
4. Saling
menjaga satu sama lain.
Seseorang yang
mempunyai hobby caving akan memiliki jiwa saling menjaga satu sama lain, hal
ini di gambarkan ketika seorang palyer harus mengembalikan pading kembali
ketempat semula ketika dia telah melewati jalur, hal ini dilakukan agar tidak
terjadi friksi pada tali yang menyebabkan putusnya tali. Kesalahan kecil akan
berdampak pada player yang ada dibelakangnya.
5. Tidak
egois dan memikirkan orang lain.
Seorang ragingman
yang membuat jalur akan selalu memikirkan personilnya, jalur yang dia buat
didesain sehingga membuat semua personilnya mampu melewatinya, bahkan ketika
terjadi friksi pada jalur seorang ragingman rela kembali naik dan membenarkan
jalur yang telah dia buat. Hal ini bukan perkara mudah karena pada awal awal
sebuah penjelajahan gua seorang ragingman biasanya malas membenahi jalur yang
kurang tepat, namun seiring bertambahnya jam terbang kesadaran ini akan semakin
tertanam pada diri kami.
6. Berpikir
rasional kedepan.
Sebuah keadaan
darurat ketika didalam perut bumi yang gelap, kami mulai dihadapkan kepada
pilihan pilihan yang berat. Seperti hanya ketika terjadi sebuah kecelakaan di
dalam gua kita dituntut untuk berpikir rasional dalam kondisi tertekan. Mengabil
keputusan dengan kesadaran penuh akan dampak yang akan dihaapi dalam kondisi
mental yang tertekan itu adalah hal yang kami pelajari dalam caving.
7. Berani.
Sudah jelas
seorang yang melakukan subuah penelusuran gua memiliki nyali yang besar, bagai
mana tidak dia dihadapkan dalam kondisi gelap gulita dengan hanya bermodalkan
penerangan memalui headlamp. Tidak tau kondisi apa yang akan dia temui, tidak
tau medan apa yang akan dia hadapi. Namun seorang caver mampu melakukan
perjalanan itu dan kembali kepermukaan bumi lagi.
8. Sabar.
Membuat jalur,
dan satu persatu mulai menuruni dalamnya perut bumi, itu butuh waktu yang
lumayan. Setiap jalur dapat dilalui player berikutnya ketika jalur benar benar
free. Ya pada ahirnya kita harus bersabar hehehe sampai semanya bisa masuk
kedalam dan melakukan eksplor.
9. Tangkas,
efektif dan efisien.
Tangkas,
efektif dan efisien seorang caver itu terlihat ketika dia melakukan ormet untuk
pembuatan jalur, penentuan pemakaian intermediet ataupun defiasi dalam jaur,
penentuan keputusan dalam pembagian job masing masing personil, serta penentuan
alat alat yang akan dibawa, hal ini banyak mengajarkan hal hal positif kepada
seorang caver.
Seorang caver
tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, dia juga memikirkan orang lain. Hal ini
terlihat dari hasil yang di sajikan dalam bentuk sebuah catatan perjalanan,
peta gua dan pendokumentasian jalur gua.
Komentar
Posting Komentar