Langsung ke konten utama

Belajar dari alam

Alam adalah guru yang tidak pandang bulu dan tidak kenal ampun

Tempat merobohkan kesombongan manusia

Habitat yang sangat tepat untuk mengembalikan kembali sifat hewani yang ada dalam diri manusia

Kuliah mu jurusan opo nduk ? kok gaene sobo alas ( kuliah mu jurusan apa dik ? kok sering maen ke hutan)
pertanyaan ini sering sekali saya dapatkan dari orang orang terdekat saya. Begitu juga dengan pertanyaan : kenapa musti naik gunung toh pada ahirnya kamu turun lagi ?, kenapa naik gunung kalo cuman mau masak sama tidur di sana, enakan juga di kasur anget lagi.


Bukan satu orang, tapi hampir semua orang bertanya seperti itu. Dan ini menjadi alasan saya kenapa saya menulis artikel ini.
Seperti cinta dengan seseorang, kita tidak memerlukan alasan kenapa kita mencintainya, karena kalau kita memiliki alasan dalam mencintai seseorang berarti nafsu mengambil sumbangsi di dalamnya. Seperti hanya kenapa saya suka naik gunung, saya juga tidak dapat menjelaskannya kenapa saya suka naik gunung hehee. Saya hanya ingin membagi sedikit apa yang saya dapat dari gunung.

Mendaki gunung itu tidak segampang sountrack nya ninja hatori.
Mendaki gunung lewati lembah,
sungai mengalir indah ke samudra,
bersama teman bertualang
atau seperti lagu anak naik naik kepuncak gunung
naik naik kepuncak gunung
tinggi tinggi sekali
kiri kanan, kulihat saja banyak pohon cemara aa
kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara

Mendaki gunung itu berat dan melelahkan. Kita harus membawa kerier besar untuk membawa semua perlengkapan dan perbekalan kita. Boleh sih hanya sekedar membawa tas ransel biasa, namun kita juga harus siap konsekuensi kehabisan bekal dan kemudian kelaparan. Seperti hanya sebuah kehidupan Jika ingin sukses di kemudian hari, kita harus menyiapkan perbekalan yang banyak walaupun nantinya kita akan keberatan. Kuliah yang rajin, menuntut ilmu sebanyak banyaknya agar kita tidak kekurangan bekal nantinya.

Ketika memulai langkah yang pertama, otot otot kaki akan tertarik dan terasa begitu kencang. Beban yang berat akan semakin memperlambat gerakan kita, disini penyesalan kenapa kita memutuskan untuk mendaki gunung akan muncul. Dan perasaan untuk menghentikan perjalanan lambat lambat akan muncul di otak kita, di tambah lagi ketika melihat rekan yang lain sama sama membawa beban berat dan tidak mungkin kita memintanya membawa beban kita. Seperti hanya ketika kita keluar dari zona nyaman kampus dan mulai menginjak pada dunia kerja. Pada awalnya semua akan terasa berat karena kita harus bekerja di bawah tekanan dan tuntutan. Mulai merasakan tidak ada orang yang dapat membantu meringankan kerja kita karena memang mereka sudah mempunyai peran masing masing di perusahaan itu. Mulai merasakan membutuhkan orang lain walaupun hanya untuk sekedar melepaskan keluh kesah.

Begitu juga ketika kita sampai di puncak. Kita tidak dapat selamanya berada di puncak, kita harus bergerak turun. Karena udara yang begitu dingin, angin yang begitu kencang mampu membunuh kita jika kita berlama lama disana. Sama halnya ketika kita berada di posisi tertinggi sebuah pekerjaan, kita harus tau kapan kita harus turun. Karena ketika terlalu lama di posisi puncak suasana akan tidak lagi kondusif, kita akan mulai merasa kekurangan dan kekurangan yang akan membuat kita melakukan tindakan yang seharusnya tidak kita lakukan. Jadi orang jujur akan membuat kita banyak musuh, tiidak jujur akan membuat hidup kita tdak tenang.

Masih banyak lagi yang dapat kita petik dari sebuah perjalanan kita. Dari sini saya jadi tau arti dari kalimat seorang pujangga besar yang mengatakan “negara ini tidak akan runtuh ketika pemudanya masih suka mendaki gunung, menyusuri sungai dan memanjat tebing”

Apapun perjalanan kita, akan bermanfaat ketika kita mampu memetik hikmah di baliknya


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang sebuah Nama Rimba

Nama rimba adalah sebuah nama yang dimiliki hampir semua anak pecinta alam. Yang jelas gak ada nama yang bagus dikamus besar nama rimba, kalo gak aneh ya bukan nama rimba namanya. Gak segampang membalikkan tangan untuk mendapatkan nama rimba, ibarat seorang anak yang lahir kedunia yang harus ngejongkrok 9 bulan 10 hari dulu di dalam perut ibu dan ahirnya lahir kedunia dan di anugrai nama oleh kedua orang tua. Nama rimba pun kayak gitu, kita musti ikuan pendidikan dasar pecinta alam yang waktunya udah di tentuin sama panitia baru ketika kita di anggap layak untuk mendapat sebuah nama mereka akan memberikannya kepada kita, dan itu juga menjadikan arti bahwa kita telah menjadi sebuah bagian di antara mereka.

Wapalhi Prusic Competition

Wapalhi Prusic Competition merupakan Program kerja WAPALHI periode 2012-2013. Surat Tugas dari Kepala Suku WAPALHI Andi Purwanto W.10.586.NJ jatuh pada Aditya Bayu W.11.499.WA yang di percaya menjadi Ketua Pelaksana dalam program kerja ini.                          WPC yang kami adakan merupakan sebuah kompetisi yang menitik beratkan pada kemampuan metode penelusuran gua. Jauh sebelum di kenalnya metode SRT (Singgel  Rop Teknis) penelusuran gua masih menggunakan metode prusik. Dari sini kami menggangkat ini untuk di jadikan sebuah ajang kompetisi.  Lomba ini sendiri kami adakan di Wall Climbing POLINES pada tanggal 30-31 Maret 2013. Dengan cakupan peserta pelajar, mahasiswa dan masyarakat  se Jateng DIY.

Buah Cinta Anak Mapala

                                           Pacaran sesama anak mapala itu udah banyak, yang sampai nikah juga udah banyak. Nah loh yang namanya mapala paling terkenal konyol dan seenakke sendiri dan yang bakalan kena getahnya anak anaknya hehe. Salah satu yang pasti bakalan ngefek itu di nama mereka, kayak Eidelwis pasti itu bapak ibuknya mapala. Mahameru, ini pasti orang tuanya suka sama gunung mahameru. Ada juga waktu temenku naek merbabu dia ngeliat anak kecil usia 5th ikutan naik merbabu, gila tu anak pasti bapak ibuknya mapala kalo enggak gak bakalan tu di ijinin anak seusia itu naek gunung. Cerita punya cerita tu anak ngiri sama adiknya yang baru satu tahun udah naik merapi, karena ngeliat adiknya foto di puncak merapi si embak ngerengek minta di ajak naik gunung. Paraaah anak 1th dah diajakin naik gunug,wooy aku seusia itu masih belajar lari, ni anak udah sampai puncak merapi hebat hebat. Beneran ini efek dari bapak ibuknya yang mapala. Coba bapak ibuknya dokter keci