Langsung ke konten utama

Tracking Sumbing Sindoro part 1


Sebuah misi rahasia (yang tidak dapat kami sebutkan) membawa kami dalam pendakian maraton Gunung  Sumbing Sindoro. Sumbing merupakan Gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah sedang Sindoro menduduki peringkat ketiga.  Kedua gunung ini sama sama terletak di daerah Wonosobo, bahkan karena letaknya yang berdekatan dan karakter gunung yang hampir sama gunung ini sering di juluki gunung kembar.


Kedua Gunung yang tak berair ini harus kita selesaikan dalam sekali perjalanan. Kamis kami mulai merancang manajemen perjalanan yang akan kami laksanakan keesokan harinya. Tracking ini di ikuti oleh Angkatan Narajiwadana mas Aji, Angkatan ku Wulung Adri aku sendiri, Aris, Ari, Dita, Adit dan Zakaria dan angkatan di bawah kami Sarwaparna atisapala Adhyansah, Robinson, Davit, Ali, Faisol,Angga  dan satu lagi alumni kami Mas Anam

Jum’at  bakda mahrib kami melaju menuju Wonosobo menggendarai kuda besi kami. Perjalanan harus beberapa kali berhenti karena sebagian rombongan tertinggal bahkan salah ambil jalur. Perjalanan mengendarai motor melalui jalur pegunungan ini terasa mulai seru ketika kami bertemu dengan rombongan komunitas motor yang melaju dengan kecepatan tinggi,  ini membuat adrenalin kami naik dan memaksa kami menambah kecepatan laju motor.

Pukul 22.00 WIB kami berhasil mencapai base camp pendakian Sumbing, secangkir kopi menjadi minuman yang istimewa untuk mengobati keletihan kami setelah berkendara. Setelah dirasa cukup beristirahat kami putuskan untuk tidur sejenak sebelum melakkan pendakian malam. Pukul  01.30 WIB satu persatu dari kami mulai terbangun dan mempersiapkan diri untuk melakukan pendakian. Pemanasan dan doa bersama selalu mengawali langkah pertama kami.

02.00 WIB perjuangan di mulai. Jalur lama menjadi pilihan kami, akan tetpi karena salah dalam menggambil persimpangan jalan pada ahirnya kami melewati jalur baru. Star jalur di hadapkan dengan jalan berbatu yang tersusun rapi dengan kemiringan yang lumayan. Sungguh permulaan  yang mampu membuat kami langsung ngos-ngosan.  Jalur ini lumayan panjang, hampir memakan 1 jam kami berjalan. Level selanjutnya adalah jalur melewati perkebunan warga . Sembari bercanda dalam perjalanan mampu mengesampingkan rasa lelah kami dan tidak terasa kami mulai menapakkan kaki di dalam hutan gunung Sumbing.

Perjalanan ini sungguh mampu menarik kencang otot otot kaki kami, jalur yang selalu menanjak dan berbatu dengan sedikit bonus( jalur datar) harus kami lewati untuk sampai di surganya gunung Sumbing. Pukul 09.00 WIB kami sampai di Pestan, kami putuskan untuk beristirahat sejenak dan menggambil beberapa  dokumentasi perjalanan kami. Sungguh kami melihat kebesaran Allah disini, negri di atas awan membuat kami terasa begitu kecil, gunung Sindoro terlihat jelas dan begitu gagah di hadapan kami.

Suasana di Pestan


Kembali menata semangat kami mulai melangkahkan kembali kaki kami, jalur yang kami lewati kali ini berupa aliran sungai batu. Kami harus mendaki dan menapaki bebatuan demi bebatuan dan lebih meninggikan setiap jengkal langkah kaki kami. Semangat kami mulai membara karena jalur ini kami yakini akan berahir di puncak Gunung Sumbing, akan tetapi ketika sampai di ujung jalur ini kami mendapati jalur datar yang panjang, ternyata ini belum puncak. Walaupun menghela nafas kami tetap melangkahkan kaki kami, dan jalur datar ini membawa kami mengitari puncak semu. Hah ! ternyata pencak masih jauh, kami sempat beberapa kali kecewa karena kami kira jalur yang kami daki ini berujung pada puncak.

Semangat kami sempat meredup seiring melambatnya langkah kaki kami, pos pendakian di jalur ini kurang  jelas membuat kami terkadang salah perhitungan. Kami beristirah sejenak di pos Watu kotak  untuk meletakkan kelelahan kami. Kami mulai menjinjing kembali back pack ketika matahari mulai terasa semakin mendekati kulit. Dari sini jalur berupa padang ilalang dan pohon eidelwis, jalur yang mampu menggoreskan sedikit senyum di kaki kami karena kami tak harus berhadapan lagi dengan batu batu cadas.

Perjalanan mendaki gunung Sumbing


Level selanjutnya adalah jalur berbatu, kami kembali berjumpa dengan batu batu gunung Sumbing . Bonus (jalur tanah) telah habis, batu bercorak putih kekuningan dengan sedikit fegetasi menjadi pertanda Puncak sudah dekat. Walaupun menyadari hal ini akan tetapi kami telah terpisah jarak yang cukup jauh antara satu dengan lainnya yang telah  membentuk kelompok kelompok kecil dalam pendakian ini.

Senyum ku mulai merekah ketika melihat petunjuk jalan Puncak Sumbing sudah di depan mata. Kami mulai mempercepat langkah kaki kaki kami, dan benar. Tidak sampai setengah jam kami berjalan Puncak Gunung Sumbing sudah berada di bawah kaki kami. Pukul 11.30 WIB orang pertama telah mencapai puncak Sumbing, dan orang terahir sampai pukul 14.30 WIB. Waktu yang cukup lama untuk kami gunakan menggambil beberapa dokumentasi dan mengisi perut kami.

all personil di puncak sumbing 


Ucapan bentuk sukur kami karena Tuhan telah memberikan kami kesempatan untuk berdiri di tanah puncak gunung sumbing ini kami realisasikan dalam bentuk upacara dan doa. Perjalanan belum berahir, kami harus segera turun dan melanjutkan perjalanan ke Gunung Sindro. 15.00 WIB kaki kaki kami mulai lepas kontrol dan terus melaju turun beradu dengan waktu. 

Pukul 18.30 WIB tiga orang pertama telah sampai kembali di base camp sumbing. Lari ketika menuruni gunung tidak di pungkiri memiliki resiko yang lumayan besar, ini terbukti dari salah satu personil kami yang terkilir. Semua personil mampu mencapai basecamp sumbing kembali pada pukul 20.00 WIB. Dan kemudian di lanjut beres beres dan berpindah base camp. Bersih diri dan beristirahat kami lakukan di base camp sindoro.


Bersambung ke pendakian gunung Sindoro....!!!

Dokumentasi perjalanan
Istirahat sejenak di jalur pendakian 


Dari sini kami melihat Gunung Sindoro


Jalur yang sungguh istimewa


Padang ilalang cantik menghadap gunung sindoro


Tempat istirahat yang sangat cantik


Puncak Gunung Sumbing


Jaya jaya lah WAPALHI


Menatap sindoro yang akan kita daki esok hari


Bentuk sukur kami dengan upacara di puncak sumbing


Ekspresi polos hahahaa


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang sebuah Nama Rimba

Nama rimba adalah sebuah nama yang dimiliki hampir semua anak pecinta alam. Yang jelas gak ada nama yang bagus dikamus besar nama rimba, kalo gak aneh ya bukan nama rimba namanya. Gak segampang membalikkan tangan untuk mendapatkan nama rimba, ibarat seorang anak yang lahir kedunia yang harus ngejongkrok 9 bulan 10 hari dulu di dalam perut ibu dan ahirnya lahir kedunia dan di anugrai nama oleh kedua orang tua. Nama rimba pun kayak gitu, kita musti ikuan pendidikan dasar pecinta alam yang waktunya udah di tentuin sama panitia baru ketika kita di anggap layak untuk mendapat sebuah nama mereka akan memberikannya kepada kita, dan itu juga menjadikan arti bahwa kita telah menjadi sebuah bagian di antara mereka.

Wapalhi Prusic Competition

Wapalhi Prusic Competition merupakan Program kerja WAPALHI periode 2012-2013. Surat Tugas dari Kepala Suku WAPALHI Andi Purwanto W.10.586.NJ jatuh pada Aditya Bayu W.11.499.WA yang di percaya menjadi Ketua Pelaksana dalam program kerja ini.                          WPC yang kami adakan merupakan sebuah kompetisi yang menitik beratkan pada kemampuan metode penelusuran gua. Jauh sebelum di kenalnya metode SRT (Singgel  Rop Teknis) penelusuran gua masih menggunakan metode prusik. Dari sini kami menggangkat ini untuk di jadikan sebuah ajang kompetisi.  Lomba ini sendiri kami adakan di Wall Climbing POLINES pada tanggal 30-31 Maret 2013. Dengan cakupan peserta pelajar, mahasiswa dan masyarakat  se Jateng DIY.

Buah Cinta Anak Mapala

                                           Pacaran sesama anak mapala itu udah banyak, yang sampai nikah juga udah banyak. Nah loh yang namanya mapala paling terkenal konyol dan seenakke sendiri dan yang bakalan kena getahnya anak anaknya hehe. Salah satu yang pasti bakalan ngefek itu di nama mereka, kayak Eidelwis pasti itu bapak ibuknya mapala. Mahameru, ini pasti orang tuanya suka sama gunung mahameru. Ada juga waktu temenku naek merbabu dia ngeliat anak kecil usia 5th ikutan naik merbabu, gila tu anak pasti bapak ibuknya mapala kalo enggak gak bakalan tu di ijinin anak seusia itu naek gunung. Cerita punya cerita tu anak ngiri sama adiknya yang baru satu tahun udah naik merapi, karena ngeliat adiknya foto di puncak merapi si embak ngerengek minta di ajak naik gunung. Paraaah anak 1th dah diajakin naik gunug,wooy aku seusia itu masih belajar lari, ni anak udah sampai puncak merapi hebat hebat. Beneran ini efek dari bapak ibuknya yang mapala. Coba bapak ibuknya dokter keci