Sebuah misi rahasia (yang tidak dapat kami sebutkan) membawa
kami dalam pendakian maraton Gunung
Sumbing Sindoro. Sumbing merupakan Gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah
sedang Sindoro menduduki peringkat ketiga.
Kedua gunung ini sama sama terletak di daerah Wonosobo, bahkan karena
letaknya yang berdekatan dan karakter gunung yang hampir sama gunung ini sering
di juluki gunung kembar.
Kedua Gunung yang tak berair ini harus kita selesaikan dalam sekali perjalanan. Kamis kami mulai merancang manajemen perjalanan yang akan kami laksanakan keesokan harinya. Tracking ini di ikuti oleh Angkatan Narajiwadana mas Aji, Angkatan ku Wulung Adri aku sendiri, Aris, Ari, Dita, Adit dan Zakaria dan angkatan di bawah kami Sarwaparna atisapala Adhyansah, Robinson, Davit, Ali, Faisol,Angga dan satu lagi alumni kami Mas Anam
Kedua Gunung yang tak berair ini harus kita selesaikan dalam sekali perjalanan. Kamis kami mulai merancang manajemen perjalanan yang akan kami laksanakan keesokan harinya. Tracking ini di ikuti oleh Angkatan Narajiwadana mas Aji, Angkatan ku Wulung Adri aku sendiri, Aris, Ari, Dita, Adit dan Zakaria dan angkatan di bawah kami Sarwaparna atisapala Adhyansah, Robinson, Davit, Ali, Faisol,Angga dan satu lagi alumni kami Mas Anam
Jum’at bakda mahrib kami melaju menuju Wonosobo
menggendarai kuda besi kami. Perjalanan harus beberapa kali berhenti karena
sebagian rombongan tertinggal bahkan salah ambil jalur. Perjalanan mengendarai
motor melalui jalur pegunungan ini terasa mulai seru ketika kami bertemu dengan
rombongan komunitas motor yang melaju dengan kecepatan tinggi, ini membuat adrenalin kami naik dan memaksa
kami menambah kecepatan laju motor.
Pukul 22.00 WIB kami berhasil mencapai base camp pendakian
Sumbing, secangkir kopi menjadi minuman yang istimewa untuk mengobati keletihan
kami setelah berkendara. Setelah dirasa cukup beristirahat kami putuskan untuk
tidur sejenak sebelum melakkan pendakian malam. Pukul 01.30 WIB satu persatu dari kami mulai
terbangun dan mempersiapkan diri untuk melakukan pendakian. Pemanasan dan doa
bersama selalu mengawali langkah pertama kami.
02.00 WIB perjuangan di mulai. Jalur lama menjadi pilihan
kami, akan tetpi karena salah dalam menggambil persimpangan jalan pada ahirnya
kami melewati jalur baru. Star jalur di hadapkan dengan jalan berbatu yang
tersusun rapi dengan kemiringan yang lumayan. Sungguh permulaan yang mampu membuat kami langsung
ngos-ngosan. Jalur ini lumayan panjang,
hampir memakan 1 jam kami berjalan. Level selanjutnya adalah jalur melewati
perkebunan warga . Sembari bercanda dalam perjalanan mampu mengesampingkan rasa
lelah kami dan tidak terasa kami mulai menapakkan kaki di dalam hutan gunung
Sumbing.
Perjalanan ini sungguh mampu menarik kencang otot otot kaki
kami, jalur yang selalu menanjak dan berbatu dengan sedikit bonus( jalur datar)
harus kami lewati untuk sampai di surganya gunung Sumbing. Pukul 09.00 WIB kami
sampai di Pestan, kami putuskan untuk
beristirahat sejenak dan menggambil beberapa
dokumentasi perjalanan kami. Sungguh kami melihat kebesaran Allah
disini, negri di atas awan membuat kami terasa begitu kecil, gunung Sindoro
terlihat jelas dan begitu gagah di hadapan kami.
Suasana di Pestan
Kembali menata semangat kami mulai melangkahkan kembali kaki
kami, jalur yang kami lewati kali ini berupa aliran sungai batu. Kami harus
mendaki dan menapaki bebatuan demi bebatuan dan lebih meninggikan setiap
jengkal langkah kaki kami. Semangat kami mulai membara karena jalur ini kami
yakini akan berahir di puncak Gunung Sumbing, akan tetapi ketika sampai di
ujung jalur ini kami mendapati jalur datar yang panjang, ternyata ini belum
puncak. Walaupun menghela nafas kami tetap melangkahkan kaki kami, dan jalur
datar ini membawa kami mengitari puncak semu. Hah ! ternyata pencak masih jauh,
kami sempat beberapa kali kecewa karena kami kira jalur yang kami daki ini
berujung pada puncak.
Semangat kami sempat meredup seiring melambatnya langkah
kaki kami, pos pendakian di jalur ini kurang
jelas membuat kami terkadang salah perhitungan. Kami beristirah sejenak
di pos Watu kotak untuk meletakkan
kelelahan kami. Kami mulai menjinjing kembali back pack ketika matahari mulai
terasa semakin mendekati kulit. Dari sini jalur berupa padang ilalang dan pohon
eidelwis, jalur yang mampu menggoreskan sedikit senyum di kaki kami karena kami
tak harus berhadapan lagi dengan batu batu cadas.
Perjalanan mendaki gunung Sumbing
Level selanjutnya adalah jalur berbatu, kami kembali
berjumpa dengan batu batu gunung Sumbing . Bonus (jalur tanah) telah habis,
batu bercorak putih kekuningan dengan sedikit fegetasi menjadi pertanda Puncak
sudah dekat. Walaupun menyadari hal ini akan tetapi kami telah terpisah jarak
yang cukup jauh antara satu dengan lainnya yang telah membentuk kelompok kelompok kecil dalam
pendakian ini.
Senyum ku mulai merekah ketika melihat petunjuk jalan Puncak
Sumbing sudah di depan mata. Kami mulai mempercepat langkah kaki kaki kami, dan
benar. Tidak sampai setengah jam kami berjalan Puncak Gunung Sumbing sudah
berada di bawah kaki kami. Pukul 11.30 WIB orang pertama telah mencapai puncak
Sumbing, dan orang terahir sampai pukul 14.30 WIB. Waktu yang cukup lama untuk
kami gunakan menggambil beberapa dokumentasi dan mengisi perut kami.
all personil di puncak sumbing
Ucapan bentuk sukur kami karena Tuhan telah memberikan kami
kesempatan untuk berdiri di tanah puncak gunung sumbing ini kami realisasikan
dalam bentuk upacara dan doa. Perjalanan belum berahir, kami harus segera turun
dan melanjutkan perjalanan ke Gunung Sindro. 15.00 WIB kaki kaki kami mulai lepas
kontrol dan terus melaju turun beradu dengan waktu.
Pukul 18.30 WIB tiga orang pertama telah sampai kembali di
base camp sumbing. Lari ketika menuruni gunung tidak di pungkiri memiliki
resiko yang lumayan besar, ini terbukti dari salah satu personil kami yang
terkilir. Semua personil mampu mencapai basecamp sumbing kembali pada pukul
20.00 WIB. Dan kemudian di lanjut beres beres dan berpindah base camp. Bersih
diri dan beristirahat kami lakukan di base camp sindoro.
Bersambung ke pendakian gunung Sindoro....!!!
Dokumentasi perjalanan
Istirahat sejenak di jalur pendakian
Dari sini kami melihat Gunung Sindoro
Jalur yang sungguh istimewa
Padang ilalang cantik menghadap gunung sindoro
Tempat istirahat yang sangat cantik
Puncak Gunung Sumbing
Jaya jaya lah WAPALHI
Menatap sindoro yang akan kita daki esok hari
Bentuk sukur kami dengan upacara di puncak sumbing
Ekspresi polos hahahaa
Komentar
Posting Komentar