Ini
perjalanan ku keMerapi dengan orang – orang yang tidak ku kenal sama sekali
sebelumnya. Berangkat dari ajakan kawan lama, hari Sabtu aku berangkat ke Selo.
Dari ke lima orang, yang aku kenal hanya satu yaitu Arifin Fafan yang mengajakku,
selainnya aku tidak kenal hhehhee.
Kami berangkat terpisah. Aku dan Fafan duluan nyampe Selo karena kami berangkat dari Boyolali. Ke empat personil lainya berangkat dari Semarang. Bertemu di pos pendakian aku baru tau kalau keempat personil lainnya itu sepasang kekaih dan 2 teman lainnya.
Aku sempat sedikit berburuk sangka, " Wah nganterin orang pacaran ni judulnya, haduh haduh " batin ku ketika pertama berkenalan. Tanpa menghilangkan pikiran itu jam 3 sore kami mulai berjalan ke atas. Hujan deras menghalangi langkah kami, kami berhenti di selter New Selo sembari menunggu hujn reda dan menyusun formasi perjalanan.
Jam 4 sore dengan formasi yang sudah dibentuk sebelumnya, kami memulai pendakian gunung Merapi. Awal perjalanan terasa begitu lama, mungkin karena sebagian personil ini merupakan pendakian yang pertama kali, mungkin juga karena jalur awalan ini memang berat.
Denger punya denger, ternyata si cewek sebut saja namanya Ayu (nama asli di samarkan hehhee). Dia ternyata tidak di ijinkan oleh orang tuanya untuk naik gunung ini. Tapi karena rasa penasarannya dengan kegiatan mendaki gunung yang juga merupakan kegiatan yang paling disukai si pacar, dia bela-balain berangkat.
Dalam perjalanan kami berhenti beberapa kali, aku merasa pendakian kali ini nyantai banget. Berbeda dengan pendakian yang biasanya sama anak anak wapalhi. Aku sempat merasa agak bosan disini. Ditengah istirahat lamunanku terpecah ketika mendengar kata kata Ayu, " Oh ini to rasanya naik gunung, ternyata naik gunung emang mupuk solidaritas diri. Kita harus mengalahkan ego untuk berjalan terus ketika melihat ada personil lain y ang tidak kuat. Kita juga harus menjaga satu sama lain." kayanya. Seketika aku tertegun, selama ini yang notabenya aku beberapa kali naik gunung, masih berputar di kepalaku tentang pertanyaan itu. Dan ini orang yang baru pertama kali naik sudah menemukan jawabanya.
Dalam hati aku beristigfar," Astagfirullah, betapa jahatnya aku sempat berpikir buruk ke Ayu". Dan justru dari dia aku menemukan jawaban yang selama ini kau cari. Dari sini pikiran-pikiran yang sempat berkelebat dipikiranku hilang seketika. Pendakian ini menjadi menjadi sebuah pendakian yang menyenangkan dan mendatangkan ilmu baru dalam diri kami masing masing. Kami menyelesaikan perjalanan ini dengan menggapai puncak merapi.
Sebuah ilmu baru tentang realisasi solidaritas, kepekaan, manajemen operasional aku dapatkan dari perjalanan ini.
Terimakasih kepada temanku Arifin Fafan dari Univ Sebelah atas ajakannya heheee
Beberapa FOTO yang kami ambil dalam perjalanan ini
Foto narsis, ala anak band hehee
Foto ini kami ambil sebelum memulai pendakian
Sun Rice yang indah tepat di depan camp kami
Berhasil bikin perapian setelah beberapa kali gagal kena hujan
Foto di tugu salah satu pendaki yang meninggal di Merapi
Menunjuk puncak merapi
Puncak Merapi dilihat dari Pasar Bubrah
Puncak Merapi,, susah nggambil foto ini bingung mau ambil dari sisi sebelah mana hehee
Puncak Merapi
Komentar
Posting Komentar