Judulnya mbolang karena kami memang seperti bocah ilang hehee, tapi kali ini bolangnya di hutan. Kami ( Aku, Ari, Aditya, Aji, Erwin, Guntur, Zakaria, Budi, Suminto ) mengadakan perjalanan ke gunung Ungaran, gak muncak tapi sasak Ungaran. Ini cerita hari pertama kami.
Jam 8 malam kami berkumpul di base camp ( Posko Damai Wapalhi ) yang kemudian di antar senior kami ke Sukun. Ari dan Aditya tidak berangkat bersama kami, rencananya mereka berdua akan menyusul di karenakan ada urusan. Jadi kali ini kami hanya mbonek bertuju.
Butuh kesabaran kalau mbonek. Tidak semua kendaraan yang lewat mau memberi tumpangan ke orang yang baru mereka kenal. Jam 9 ahirnya kami dapat tumpangan sampai de Lemah Abang. Di sana kami bertemu dengan Aditya yang ternyata sudah lama menunggu kami.
Dari Lemah Abang kami masih harus mbonek lagi sampai pom bensi pertigaan Gedung Songo sukur sukur bisa sampai di pintu masuk tempat wisata Gedung Songo hehee ( Berharap banget :D ). Hampir 1 jam lebih kami menunggu disini ( Lemah Abang ) dan tidak ada kendaraan yang mau mengasih tumpangan ke kami. Sampai ahirnya jam setengah 11 kami dapat pick up yang mengantarkan kami sampai di pom bensin, tidak sampai di pintu masuk tapi tak apalah.
Dari Pom bensin kami berjalan sepanjang 3km ke atas untuk mencapai pintu masuk. Benar benar seperti bolang jalan malem malem pakai carier lewat perkampungan yang sepi. Di masjid terahir kami beristirahat sembari mengisi botol kami dengan air tawar.
Sampai disini berarti kami sudah memasuki kawasan Gunung Ungaran. Setelah menyiapkan amunisi kami langsung naik ke candi songo untuk ngecamp. Ternyata suhu di sini tidak begitu bersahabat. Udara begitu dingin membuat kami tidak bisa tidur, ahirnya kami ngobrolsampai jam 2 pagi, sadar besok harus fit kami paksakan untuk tidur.
Jam 5 pagi Aku dan Zakaria terbangun. Kami berdua mencari air untuk memasak tapi hasilnya nihil, mata air yang biasanya kami ambil ternyata kering. Semua masakan memakai air belerang, hoooeekk rasanya aneh, bener bener aneh. Ahirnya Ari menyusul kami dan membawakan beberapa tempe goreng yang menjadi lauk kami.
Setelah selesai makan dan packing kami semua melakukan binjas. Sekarang tujuan pertama kami Tugu perbatasan. Perjalanan dibagi 2 tim, jalur atas dan jalur bawah. Aku lewat jalur bawah dan di pimpin oleh Aditya. Kami tersesat sepertinya kami terlalu ke bawah dri jalur yang semestinya. Beberapa kali kami harus membuat jalur baru dengan memotong tanaman-tanaman di depan kami. Kami serasa hanya berputar putar di tempat, sampai ahirnya kami mendapat kode dari tim ke2 yang telah menemukan jalur ke Tugu. Dengan teriakan uuuuuu yang panjang kami dapat memperkirakan posisi mereka. Berbekal itu kami berjalan ke atas mengikuti arah sumber suara.
Setelah sampai di atas dan berkumpul kami semua melakukan cek pacet. Hewan satu ini adalah musuh besarku kalau di gunung yang lembab. Bukannya takut tapi jijik hehee.
Tujuan kami selanjutnya ke Kali Mati kemudian ke selter teh di Gentong (anak anak menamainya Ranu Kumbolonya Ungaran). Jalur yang paling susah adalah ini, jalur ke Kali Mati dan setelahnya. Semuanya terlihat sama, kabut yang tebal menghalangi jarak pandang kami. Kami juga tersesat disini, berdasakan feeling kami berjalan naik turun punggungan. Terkadang jalan kami begitu curam dan berbahaya, aku rasa kemiringannya mencapai 80 derajat.
Jam 4 sore kami mencapai kebun teh. Ini berarti kami hampir sampai di camp. Berjalan setengah jam ahirnyakami sampai. Perjalanan kami hari ini di tutup dengan makanan super pedas buatan ku dan tidur nyenyak karena letih. Bersambung...
Jam 8 malam kami berkumpul di base camp ( Posko Damai Wapalhi ) yang kemudian di antar senior kami ke Sukun. Ari dan Aditya tidak berangkat bersama kami, rencananya mereka berdua akan menyusul di karenakan ada urusan. Jadi kali ini kami hanya mbonek bertuju.
Butuh kesabaran kalau mbonek. Tidak semua kendaraan yang lewat mau memberi tumpangan ke orang yang baru mereka kenal. Jam 9 ahirnya kami dapat tumpangan sampai de Lemah Abang. Di sana kami bertemu dengan Aditya yang ternyata sudah lama menunggu kami.
Dari Lemah Abang kami masih harus mbonek lagi sampai pom bensi pertigaan Gedung Songo sukur sukur bisa sampai di pintu masuk tempat wisata Gedung Songo hehee ( Berharap banget :D ). Hampir 1 jam lebih kami menunggu disini ( Lemah Abang ) dan tidak ada kendaraan yang mau mengasih tumpangan ke kami. Sampai ahirnya jam setengah 11 kami dapat pick up yang mengantarkan kami sampai di pom bensin, tidak sampai di pintu masuk tapi tak apalah.
Dari Pom bensin kami berjalan sepanjang 3km ke atas untuk mencapai pintu masuk. Benar benar seperti bolang jalan malem malem pakai carier lewat perkampungan yang sepi. Di masjid terahir kami beristirahat sembari mengisi botol kami dengan air tawar.
Sampai disini berarti kami sudah memasuki kawasan Gunung Ungaran. Setelah menyiapkan amunisi kami langsung naik ke candi songo untuk ngecamp. Ternyata suhu di sini tidak begitu bersahabat. Udara begitu dingin membuat kami tidak bisa tidur, ahirnya kami ngobrolsampai jam 2 pagi, sadar besok harus fit kami paksakan untuk tidur.
Jam 5 pagi Aku dan Zakaria terbangun. Kami berdua mencari air untuk memasak tapi hasilnya nihil, mata air yang biasanya kami ambil ternyata kering. Semua masakan memakai air belerang, hoooeekk rasanya aneh, bener bener aneh. Ahirnya Ari menyusul kami dan membawakan beberapa tempe goreng yang menjadi lauk kami.
Setelah selesai makan dan packing kami semua melakukan binjas. Sekarang tujuan pertama kami Tugu perbatasan. Perjalanan dibagi 2 tim, jalur atas dan jalur bawah. Aku lewat jalur bawah dan di pimpin oleh Aditya. Kami tersesat sepertinya kami terlalu ke bawah dri jalur yang semestinya. Beberapa kali kami harus membuat jalur baru dengan memotong tanaman-tanaman di depan kami. Kami serasa hanya berputar putar di tempat, sampai ahirnya kami mendapat kode dari tim ke2 yang telah menemukan jalur ke Tugu. Dengan teriakan uuuuuu yang panjang kami dapat memperkirakan posisi mereka. Berbekal itu kami berjalan ke atas mengikuti arah sumber suara.
Setelah sampai di atas dan berkumpul kami semua melakukan cek pacet. Hewan satu ini adalah musuh besarku kalau di gunung yang lembab. Bukannya takut tapi jijik hehee.
membersihkan kaki dari pacet/ Lintah
Tujuan kami selanjutnya ke Kali Mati kemudian ke selter teh di Gentong (anak anak menamainya Ranu Kumbolonya Ungaran). Jalur yang paling susah adalah ini, jalur ke Kali Mati dan setelahnya. Semuanya terlihat sama, kabut yang tebal menghalangi jarak pandang kami. Kami juga tersesat disini, berdasakan feeling kami berjalan naik turun punggungan. Terkadang jalan kami begitu curam dan berbahaya, aku rasa kemiringannya mencapai 80 derajat.
Jam 4 sore kami mencapai kebun teh. Ini berarti kami hampir sampai di camp. Berjalan setengah jam ahirnyakami sampai. Perjalanan kami hari ini di tutup dengan makanan super pedas buatan ku dan tidur nyenyak karena letih. Bersambung...
Komentar
Posting Komentar