Langsung ke konten utama

Gua Pledangan



Pagi menyambut kami. setelah hari sebelumnya kami menyelesaikan 2 gua target kami hari ini dua gua lagi harus tercapai, 1 horisontal 1 vertikal. Gua pledangan adalah salah satu gua vertical yang terletak di Kali Gesing, Purworejo.Kedalaman gua ini berkisar 17m. 

Ini merupakan gua vertical yang akan kami eksplor. Tim kami terdiri dari aku sendiri, Erwin, Aditya, Budi, Rizky dan Andi. Plan pertama aku yang  jadi ragingman, tapi Erwin menggantikan ku. Erwin membutuhkan waktu 2 jam untuk menyelesaikan ancor dan mencoba jalur, Sebenarnya ancor untuk gua ini lumayan mudah karena di depan dan atas mulut gua terdapat pohon besar yang dapat di ambil untuk ancor. Mungkin untuk teman teman yang akan masuk ke gua ini dapat mengambil ancor utama pada pohon yang terletak persis di atas mulut gua, dan menambahkan 1 deviasi agar jalur lebih mudah untuk dilewati.


Setelah masuk kedalam gua, mata kami termanjakan dengan gordam raksasa yang begitu indah. Gordam yang putih dan mengkilat ini menjulang tinggi di depan kami. 
 Dan bawah, aku di hadapkan pada percabangan gua. Sembari menunggu semuanya masuk ke dalam gua, aku memulai eksplor area sekitar agar mengetahui peralatan tambahan apa yang diperlukan. Aku mengambil jalur kanan. Terdapat aliran air dari atas di jalur ini. Didepannya terdapat  pitch, aku tidak dapat memperkirakan berapa kedalamannya akan tetapi mendengar suara air yang di timbulkan,diperkirakan  pitch ini cukup dalam.


Setelah semuanya masuk ke dalam gua, kami memulai eksplor gua pledangan ini. Jalur yang pertama kami ambil adalah jalur yang terletak di kanan kami, kami menemukan beberapa ornamen yang cenderung mati dan percikan air dari atas gua yang cukup deras. Setelah sampai di pitch yang saya lihat, kami memutuskan untuk berbalik arah. Pitch yang kami hadapi merupakan pitch yang cukup dalam dan terdapat aliran air.

Kami melanjutkan dengan menggambil jalur di sebelah kiri kami. Jalur dapat di lewati dari bawah dengan merangkak atau melalui atas dengan memanjat terlebih dahulu. Kurang lebih panjangnya sama dengan jalur sebelah kanan kami menemukan pitch , kali ini 2 pitch karena jalurnya bercabang. Kami mendapati stalaktit yang seperti kendang di sini, stalaktit itu akan mengeluarkan bunyi ketika di pukul.
Setelah puas bereksplor dan mengambil beberapa foto, kami putuskan untuk  kembali kepermukaan tanah. Saat aku naik dengan metode SRT , aku mendapati sebuah batu besar berbentuk bulus di sela sela dinding gua. Seketika aku menjadi takut karena seolah olah bulus itu menatapku. Setelah sampai permukaan tanah terasa sangat lega sekali. Sempat bertanya ke rekan lain mereka tidak ada yang melihat bulus itu sama sekali, namun ada salah satu senior kami yang mengiyakan kalau memang ada batu bulus disini, itu membuat saya berpikir positif.


SALAM SPELEO...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang sebuah Nama Rimba

Nama rimba adalah sebuah nama yang dimiliki hampir semua anak pecinta alam. Yang jelas gak ada nama yang bagus dikamus besar nama rimba, kalo gak aneh ya bukan nama rimba namanya. Gak segampang membalikkan tangan untuk mendapatkan nama rimba, ibarat seorang anak yang lahir kedunia yang harus ngejongkrok 9 bulan 10 hari dulu di dalam perut ibu dan ahirnya lahir kedunia dan di anugrai nama oleh kedua orang tua. Nama rimba pun kayak gitu, kita musti ikuan pendidikan dasar pecinta alam yang waktunya udah di tentuin sama panitia baru ketika kita di anggap layak untuk mendapat sebuah nama mereka akan memberikannya kepada kita, dan itu juga menjadikan arti bahwa kita telah menjadi sebuah bagian di antara mereka.

Wapalhi Prusic Competition

Wapalhi Prusic Competition merupakan Program kerja WAPALHI periode 2012-2013. Surat Tugas dari Kepala Suku WAPALHI Andi Purwanto W.10.586.NJ jatuh pada Aditya Bayu W.11.499.WA yang di percaya menjadi Ketua Pelaksana dalam program kerja ini.                          WPC yang kami adakan merupakan sebuah kompetisi yang menitik beratkan pada kemampuan metode penelusuran gua. Jauh sebelum di kenalnya metode SRT (Singgel  Rop Teknis) penelusuran gua masih menggunakan metode prusik. Dari sini kami menggangkat ini untuk di jadikan sebuah ajang kompetisi.  Lomba ini sendiri kami adakan di Wall Climbing POLINES pada tanggal 30-31 Maret 2013. Dengan cakupan peserta pelajar, mahasiswa dan masyarakat  se Jateng DIY.

Buah Cinta Anak Mapala

                                           Pacaran sesama anak mapala itu udah banyak, yang sampai nikah juga udah banyak. Nah loh yang namanya mapala paling terkenal konyol dan seenakke sendiri dan yang bakalan kena getahnya anak anaknya hehe. Salah satu yang pasti bakalan ngefek itu di nama mereka, kayak Eidelwis pasti itu bapak ibuknya mapala. Mahameru, ini pasti orang tuanya suka sama gunung mahameru. Ada juga waktu temenku naek merbabu dia ngeliat anak kecil usia 5th ikutan naik merbabu, gila tu anak pasti bapak ibuknya mapala kalo enggak gak bakalan tu di ijinin anak seusia itu naek gunung. Cerita punya cerita tu anak ngiri sama adiknya yang baru satu tahun udah naik merapi, karena ngeliat adiknya foto di puncak merapi si embak ngerengek minta di ajak naik gunung. Paraaah anak 1th dah diajakin naik gunug,wooy aku seusia itu masih belajar lari, ni anak udah sampai puncak merapi hebat hebat. Beneran ini efek dari bapak ibuknya yang mapala. Coba bapak ibuknya dokter keci