Saya sangat tertarik dan begitu menyukai pulau kalimantan. Ibu selalu bercerita tentang kakek nenek dan masa kecilnya dikalimantan, cerita cerita ibu itu yang membuat saya entah kenapa selalu tertarik untuk ke sana.
Pernah suatu ketika di sekolah dasar, guru meminta untuk menggambar bebas. Tidak seperti anak anak yang lain menggambar gunung pantai atau binatang kesukaan mereka, saya malahan memilih gambar peta kalimantan. Pas di tanya kenapa menggambar peta dengan bahagia saya jawab " kakek saya tinggal di sana".
Begitu duduk di banku SMA, mulai lah nulis dalam book list, salah satunya "pergi ke kalimantan bertemu kakek dan nenek". Anak yang pergi keluar kota naik bis aja mabok ini punya impian ke luar pulau yang bakalan berkali kali lipat jauh nya. Tapi impian untuk kekalimantan masi menggebu sembari selalu di jampi jampi doa ke Allah.
Yang tadi nya naik bis sampe kecamatan mabok, naik tingkat sma di kabupaten, trus kuliah di beda kota lama kelamaan grade tingkat kemabukan ku meningkat hahaha daya tahan tubuh ku lebih kebal karna jarak tempuh naik bis nya makin jauh.
Waktu kuliah, aku ikut organisasi pecinta alam. Disini lebih di tempa lagi, entah ketahanan fisik maupun mental. Lebih terlatih dalam problem solving. Mulai dari menelesaikan masalah sendiri, terlatih untuk bisa hidup sendiri, kemudian terlatih untuk bertanggung jawab terhadap team.
Yang tadinya naik gunung di deket area kampus, lama kelamaan lebih jauh dan lebih jaul lagi, awal nya manajemen untuk gunung ungaran, kemudian agak lebih jauh lagi ke gunung merapi merbabu yang dapat di tempuh 3 jam an dari kampus, kemudian menjauh lagi ke gunung slamet yang harus di tempuh lebih lama lagi dengan motor, kemudian meningkat lagi gunung ciremai, gunung arjuno welirang, dan semeru yang harus di tempuh dengan perjalanan naik angkot di lanjut bis kemudian kereta oper bis lagi dan kendaraan kendaraan lainnya. Dan ahir nya ke gunung Rinjani yang harus di tempuh dengan naik kapal karna sudah melintasi pulau.
Se lulus nya dari bangku kuliah, ada sedikit uang sisa beasiswa yang bisa di gunakan untuk ongkos pulang pergi kalimantan boyolali tapi cuman cukup untuk dua orang itu pun lewat jalur laut. Sempat minta ijin ke bapak pikir saya se enggak nya saya sama ibuk dulu lah yang ke kalimantan karna budget minim, dan karna pertimbangan banyak hal ahir nya niat menggebu gebu untuk berangkat itu belum bisa ke sampean.
Karna keinginan mendekatkan pulau kalimantan dan jawa, banyak sekali perusahaan perusahaan di kalimantan yang berusaha saya masukin, email sana sini ketika lihat lowongan pekerjaan di kalimantan. Dan gak ada satu pun perusahaan itu yang nyantol, boro boro nyantol lolos seleksi administrasi aja enggak.
Dan ahirnya sampailah saya di surabaya, perusahaan swasta yang libur nya cuman hari minggu. Naik bis nya aja bisa sampe 8 jam dari rumah. Sempat beberapa kali pengen keluar, gimana cara nya saya bisa ke kalimantan kalau kaya gini, boro boro ke kalimantan, naik gunung di ahir pekan aja bakalan susah. Beberapa kali mau keluar, dan beberapa kali juga gak jadi karna selalu mikir " kenapa ya Allah menaruh saya di sini" . Saya termasuk salah satu orang yang percaya kalau gak ada yang kebetulan di muka bumi, semua ada benang merah nya, semua ada hubungannya, makanya saya selalu memikirkan apa yang kira kira Allah ingin kan dari saya, atau apa yang ingin Allah belajarkan kepada saya.
Dan di hari ibu 2017, ketika menelfon ibu dan memberi ucapan selamat, tiba tiba ibu bilang dan mengajak untuk menengok kakek nenek di kalimantan. Sambil ngobrol di telfon saya berjalan melihat kalender dan agenda kantor, januari gak mungkin karna ada kewajiban ngurus laporan tahunan, februari juga gak bisa karna ada agenda RUPS, ahir nya jatuh di maret 2017. Saya bilang ke ibu kalo maret kita ke kalimantan
Saya sempat berpikir harus keluar kerja dulu baru bisa ke kalimantan, karna memang ketika sudah bekerja akan kesulitan untuk bepergian jauh. Apalagi menyatukan jadwal dengan adik yang sama sama bekerja itu sulit nya minta ampun. Ternyata tidak. Saya bisa ambil cuti ketika usia bekerja saya sudah memenuhi, tanpa perlu keluar dari pekerjaan.
Ahir nya 17 maret 2018 kemarin, saya, adik dan ibu saya bisa mengunjungi kakek nenek di kalimantan. Dan ketika impian dari kecil itu tercapai, saya jadi semakin sadar, waktu yang tepat bukan lah waktu yang kita perhitungkan, tapi waktu yang tepat adalah waktu yang Allah tentukan. Dan Allah membimbing saya untuk kemudian bertanggung jawab terhadap adik dan ibu saya.
Komentar
Posting Komentar