Langsung ke konten utama

Merenungkan Hakikat Sebuah Tujuan



Seperti hanya anak panah yang terlontar tanpa arah...
Semua yang kita lakukan akan sia-sia ketika kita tidak mengetahui tujuannya... 




Dalam udara yang dingin di Gedung Songo Ungaran. Semua anggota WAPALHI berkumpul. Mereka yang tadinya jauh berada di kota, sibuk dengan kerja dan keluarga saling meluangkan waktu mereka untuk mendatangi camp rembug WAPALHI.



Para Alumni muda menjadi konseptor acara dan anggota aktif menjadi pelaksana. Sedangkan aku dan ke10 yang lainnya menjadi tamu undangan sebagai anggota muda dan calon anggota muda.
Suasana hangat terwujut disini, beberapa alumni mengajak turut serta keluarga mereka yang menambah rame suasana.
Hampir setiap angkatan memiliki delegasi untuk hadir disini, aku tidak tau apakah itu disengaja atau tidak. Ataukah rasa rindu dengan WAPALHI yang menggerakkan mereka hadir disini.
Seperti hanya Angkatan Kabula, sesepuh-sesepuh lain yang jauh disana berdatangan satu persatu.

Tersirat senyum diwajahku melihat kekeluargaan yang ada di depan mata. Namun semakin larut suasana semakin memanas, pembicaraan mengarah lebih serius.
Pembicaraan mengenai  konsep perekrutan anggota mulai menarik. Menarik dan memanas aku rasa, karena hampir semua yang berbicara terlihat jelas raut muka tegang, emosi, serius, dan urat urat di leher mereka terlihat jelas.

Aku sebagai Anggota Muda yang tidak tau apa-apa bingung dan bertanya dalam hati...

      Kenapa malam ini aku disini ?? padahal orangtua ku jelas jelas memintaku pulangan
      Kenapa aku sampai mengeluarkan air mata hanya untuk mengajak angkatanku datang kesini ?? 
      padahal    
      mereka datang atau tidak itu pilih mereka
      Kenapa aku masuk WAPALHI ?? salah atau benarkah aku masuk WAPALHI,, padahal masih 
      ada 
      ukm lain

Pertanyaan demi pertanyaan berkelibat di kepalaku seiring bertambah dinginnya udara di gedung songo.
Ditengah hiru pikuk pembicaraan itu, aku teringat kata kata Soe Hok Gie yang di sampaikan oleh teman ku

     Hidup adalah masalah keberanian yang menghadapi yang tanda tanya

Dalam hati aku berdoa pada sang Pencipta, yang mengetahui semua rahasia masa depan

     Ya Allah jika Wapalhi membuatku dekat dengan Mu ijinkan aku berada di sini dan selalu sabar serta bersemangat menghadapi apa yang ada di depan

Aku tersadar kembali dari lamunanku. Aku bertekat dalam hati akan menjalani semua yang ada di depan dan mengambil nilai nilai positif yang terkandung di dalamnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang sebuah Nama Rimba

Nama rimba adalah sebuah nama yang dimiliki hampir semua anak pecinta alam. Yang jelas gak ada nama yang bagus dikamus besar nama rimba, kalo gak aneh ya bukan nama rimba namanya. Gak segampang membalikkan tangan untuk mendapatkan nama rimba, ibarat seorang anak yang lahir kedunia yang harus ngejongkrok 9 bulan 10 hari dulu di dalam perut ibu dan ahirnya lahir kedunia dan di anugrai nama oleh kedua orang tua. Nama rimba pun kayak gitu, kita musti ikuan pendidikan dasar pecinta alam yang waktunya udah di tentuin sama panitia baru ketika kita di anggap layak untuk mendapat sebuah nama mereka akan memberikannya kepada kita, dan itu juga menjadikan arti bahwa kita telah menjadi sebuah bagian di antara mereka.

Wapalhi Prusic Competition

Wapalhi Prusic Competition merupakan Program kerja WAPALHI periode 2012-2013. Surat Tugas dari Kepala Suku WAPALHI Andi Purwanto W.10.586.NJ jatuh pada Aditya Bayu W.11.499.WA yang di percaya menjadi Ketua Pelaksana dalam program kerja ini.                          WPC yang kami adakan merupakan sebuah kompetisi yang menitik beratkan pada kemampuan metode penelusuran gua. Jauh sebelum di kenalnya metode SRT (Singgel  Rop Teknis) penelusuran gua masih menggunakan metode prusik. Dari sini kami menggangkat ini untuk di jadikan sebuah ajang kompetisi.  Lomba ini sendiri kami adakan di Wall Climbing POLINES pada tanggal 30-31 Maret 2013. Dengan cakupan peserta pelajar, mahasiswa dan masyarakat  se Jateng DIY.

Buah Cinta Anak Mapala

                                           Pacaran sesama anak mapala itu udah banyak, yang sampai nikah juga udah banyak. Nah loh yang namanya mapala paling terkenal konyol dan seenakke sendiri dan yang bakalan kena getahnya anak anaknya hehe. Salah satu yang pasti bakalan ngefek itu di nama mereka, kayak Eidelwis pasti itu bapak ibuknya mapala. Mahameru, ini pasti orang tuanya suka sama gunung mahameru. Ada juga waktu temenku naek merbabu dia ngeliat anak kecil usia 5th ikutan naik merbabu, gila tu anak pasti bapak ibuknya mapala kalo enggak gak bakalan tu di ijinin anak seusia itu naek gunung. Cerita punya cerita tu anak ngiri sama adiknya yang baru satu tahun udah naik merapi, karena ngeliat adiknya foto di puncak merapi si embak ngerengek minta di ajak naik gunung. Paraaah anak 1th dah diajakin naik gunug,wooy aku seusia itu masih belajar lari, ni anak...